Cara Bijak Agar Korban Pemerkosaan Bisa Move On


Menjadi korban pemerkosaan tidak terpikirkan oleh para penyintas. Namun nyatanya, kekerasan seksual seperti pemerkosaan dan pelecehan verbal masih sering terjadi. Terkait hukum yang terkadang berpihak pada korban karena kebiasaan menyalahkan korban. Di sisi lain, beberapa berbicara dan menceritakan apa yang terjadi pada mereka sebagai bagian dari cara mereka mengatasi trauma.

Dampak trauma pada korban pemerkosaan

Tidak hanya perempuan, laki-laki juga bisa menjadi korban pemerkosaan atau pelecehan seksual. Bagi keduanya, dampak pemerkosaan bukan hanya rasa sakit fisik.

Lebih dari itu, dampaknya dapat memberikan pukulan besar pada sisi psikologis. Korban perkosaan bisa merasa tidak berguna, hancur, takut dan tidak aman.

Belum lagi trauma berupa mimpi buruk, kilas balik peristiwa terburuk, hingga melihat hal atau tempat yang mengingatkannya pada peristiwa yang dialaminya.

Penting bagi korban untuk mengetahui bahwa semua ketidaknyamanan ini benar-benar normal. Ini adalah reaksi normal terhadap trauma besar. Ingat juga bahwa semua perasaan negatif seperti menyalahkan diri sendiri, ketidakberdayaan, kecemasan adalah gejala yang dirasakan oleh diri sendiri, bukan yang sebenarnya terjadi.

Bagaimana korban pemerkosaan menghadapi trauma

Meski sulit dan bisa memakan waktu bertahun-tahun, ada cara agar korban perkosaan bisa mengatasi traumanya. Simak ini:

Bersikaplah terbuka terhadap apa yang Anda alami

Metode pertama ini saja bisa sangat sulit bagi korban perkosaan yang trauma. Tidak mudah untuk berbicara dengan seseorang tentang hal terburuk yang pernah terjadi pada Anda. Belum lagi ancaman diremehkan oleh orang lain.
Namun, diam hanyalah bentuk pertahanan diri jangka pendek yang tidak membantu proses trauma. Di sisi lain, bersikap terbuka dan berbicara dengan seseorang dapat membantu mengatasi trauma tersebut.

Berhenti menyalahkan diri sendiri

Korban perkosaan juga harus cenderung menyalahkan diri sendiri saat mengenang peristiwa memalukan itu. Entah dia menyalahkan mengapa dia harus melewati tempat itu, mengetahui pelakunya, atau dia tidak melawan ketika itu terjadi.

Jangan menutup diri

Menutup diri bisa menjadi jalan pintas untuk tidak harus menghadapi hal ini. Namun nyatanya, tidak mengunci diri adalah cara yang tepat untuk mengatasi trauma. Ikut serta dalam kegiatan sosial. Berhubungan kembali dengan teman lama.

Tidak mudah untuk memproses trauma korban pemerkosaan, tetapi semua kendali ada di tangan penyintas. Kali kedua Anda merasa tidak berdaya, istirahatlah dan cintai diri Anda sendiri. Baik secara fisik maupun mental. Secara bertahap, trauma itu secara bertahap teratasi.